BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara
pendidikan Islam tidak bisa terlepas dari sejarah perkembangan Islam itu
sendiri. Lahirnya Islam diIndonesia. Para ahli pendidikan menemui kesulitan
dalam merumuskan definisi pendidikan Kesulitan itu antara lain disebabkan oleh
banyaknya jenis kegiatan serta aspek kepribadian yang dibina dalam kegiatan
ini. Joe Park umpamanya merumuskan pendidikan sebagai kegiatan pendidikan
diletakkan pada pengajaran (instruction). Sedangkan segi kepribadian yang
dibina adalah aspek kognitif dan kebiasaan.
Menurut
Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah
beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang menjadi landasan bahwa Indonesia adalah negara agama yang berdasarkan
pancasila?
2. Bagaimana
konsep dasar dan tujuan dari Reformulasi Pendidikan Agama Islam?
3. Bagaimana
proses dan tahapan untuk mereformulasi pendidikan agama islam?
C. Tujuan
1. Untuk
memberikan informasi kepada mahasiswa bahwa Indonesia memiliki landasan dalam
menerapkan pendidikan di Indonesia.
2. Memberikan
gambaran kepada mahasiswa mengenai konsep dasar
dan tujuan dalam reformulasi pendidikan agama islam.
3. Untuk
memberikan pengetahuan tentang bagaimana proses dan tahapan mereformulasi
pendidikan agama islam.
BAB II
POKOK-POKOK
PEMIKIRAN TENTANG REFORMULASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Muqaddimah
Berdasarkan
UUD 1945 sangat tepat jika dikatakan bahwa Negara Republik Indonesia
adalah Negara pancasila yang dijiwai
agama (perhatikan dan cermati Pembukaan UUD-1945 dan kaitannya terutama alenia
ke -3 dan ke-4).
Konsekuensi
logisnya, dalam kaitanya dengan kepentingan Nasional cukup beralasan jika
pendidikan agama mendapat tempat yang penting dalam kurikulum pendidikan nasional, sehingga wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik dari jenjang pendidikan yang paling rendah sampai perguruan
tinggi.
Atas
perrtimbangan itu tujuan pendidikan
agama tentunya meenumbuh kembangkan nilai-nilai keagamaan sebagai landasan
berpijak bangsa, eksistensi kemerdekaan Indonesia dan mengisinya sehingga
tujuan nasional dapat tercapai.
B. Konsep Dasar, Tujuan dan Materi
Falsafah
tentang alam dan manusia di dalam islam didasarkan atas ketuhanan yang
fungsional, dalam arti bahwa Allah adalah Tuhan yang di samping sebagai kholiq,
ia juga berperan sebagai Rab yaitu mengatur alam. Keberadaan alam sebagai
eksistensi dari fitra yaitu kepastian Allah berdasarkan hokum-hukumnya.
Hukum Allah al-kaun yaitu makhluk selain
manusia, terdapat di alam yang luas yang disebut jagad raya.
Manusia
adalah makhluk unik dan serba mungkin. Keunikan manusia karena Allah menjadikan
manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Berdasarkan fitrahnya, manusia itu
ibarat lahan kosong yang potensial. Potensi dasar yang di bawa sejak lahir
adalah sarana pengetahuan berupa pendengaran, pengelihatan, perasaan dan
alat-alat indera lainya. Yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan
lainnya adalah akal yang dimiliki
manusia yang menjadikan manusia istimewa dan lebih sempurna di
bandingkan makhluk lainnya. Allah memberikan pedoman yaitu melalui wahyu-Nya
yaitu ilmu atau ajaran yang disampaikan melalui para Rasul.
Al-quran adalah wahyu yang disampaikan melalui
Rasulullah Muhammad, al-quran merupakan landasan konseptual bagi umat islam
dalam menjalani kehidupan dengan menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Berdasarkan konsep dasar tersebut, pendidikan agama islam pada
hakikatnya adalah upaya untuk menumbuh-kembangkan atau merancang bangun
kepribadian wahyiah.
C.
Proses
dan Tahapan
Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor alamiah yang dibawa sejak lahir seperti kondisi fisik dan
kejiwaan berpengaruh terhadap kepribadiaanya. Secara kronologis pada uraian
berikut ini akan dikemukakan proses pendidikan pada tahap persiapan yaitu
sebelum seseorang lahir, proses pertumbuhan dan perkembangan dan proses
renovasi atau bongkar pasang.
1.
Tahap
Persiapan
Dalam
kaitanya dengan proses reproduksi manusia dalam Al-quran diungkapkan bahwa
reproduksi manusia berasal dari sari-sari. Di dalam bahasa Biologi lazim
disebut dengan sel yang terkandung pada mania tau nutfah. Pertemuan sel jantan
dan sel betina pada kararin jika unsure-unsurnya terpenuhi maka akan menjadi
calon manusia baru.
Pemenuhan
unsure-unsur biologis baik sel jantan maupun sel betina akan berpengaruh
terhadap kondisi janin yang kelak akan lahir. Cacat yang di bawa sejak lahir
besar kemungkinan akibat kurang terpenuhinya unsur-unsu genetic yang terkandung
dalam sel jantan dan seel betina. Banyak juga yang mempengaruhi hal tersebut
seeperti gizi, pembuahan yang terjadi apabila pria dan wanita masih memiliki
hubungan darah atau keluarga. Selain itu kondisi pada saat seorang ibu hamil
juga harus diperhatikan asumsi gizi yang dikonsumsi.
Berdasarkan
pertimbangan yang dilakukan orang tua, dalam kaitanya dengan kepribadian anak
yang akan lahir maka tepatlah jika faktor kesehatan dijadikan bahan
pertimbangan dalam perencanaan keluarga. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
kemungkinan lahirnya generasi yang tidak diharapkan.
2.
Pertumbuhan
dan Pekembangan
Pertumbuhan
dan perkembangan tentunya memiliki definisi yang berbeda, yaitu di mana
pertumbuhan secara umum berkaitan dengan fisik seperti pertambahan berat badan,
pertumbuhan yang ditandai dengan tinggi badan dan lain-lain.
Proses pertumbuhan dan perkembangan
pada dasarnya merupakan proses pembentukan kepribadian atau proses pendewasaan
yang dalam istilah Al-quran disebut dengan baligh. Seseorang dikatakan telah
balig apabila ia telah mencapai kematangan emosional, dalam arti memiliki
kematangan dalam menanggapi stimulan dan mempunyai kemampuan atau keterampilan
dalam mengekspresikan dalam kehidupan.
3. Renovasi
Setelah memasuki usia dewasa, berbagai informasi yang
diterima akan diadaptasikan dengan tanggapan yang telah tertanam di dalam
kesadarannya. Proses pendidikan pada orang dewasa, bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kepribadian yang telah tertanam. Jika kepribadian yang telah tumbuh
dan berkembang dinilai positi. Namun jika kepribadian yang ada dinilai negative
maka aktivitas pendidikan bertujuan ganda yaitu tebang-tanam atau bongkar
pasang, yang dalam istilah Al-quran disebut dengan musaddiq atau renovasi
kepribadian. Proses pendidikan agama diperguruan tinggi termasuk tahapan ini.
4. Evaluasi
Penyakit formalitas akademis telah terjangkit dikalangan
masyarakat. Kualitas kemampuan seseorang dinilai dari ijazah formal yang
dimilikinya. Nilai hasil studi yang dilaporkan oleh pengajar, merupakan bukti
kemampuan seseorang peserta didik.
Evaluasi pendidikan agama dilembaga pendidikan formal
mempunyai pengaruh dalam menumbuh kembangkan minat peserta didik mengikuti
kegiatan keagamaan, karena itu ketidak adilan dalam menetapkan penilaian akan
berdampak negatif baik bagi para pendidik maupun kewibawaan bidang studi
pendidikan agama.
5.
Kebijakan
Pengelola
Perbedaan persepsi tentang konsep ketuhanan meenjadi
penyebab manusia memeluk agama yang berbeda. Dalam perspektif bangsa Indonesia
Negara menjamin setiap warganegara untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinan
agamanya. Kebijakan pemerintah
mengelompokkan peserta pendidikan agama di lembaga pendidikan formal
berdasarkan kriteria agama yang dianut para peserta didik relevan dengan asas
kebebasan Indonesia dalam memeluk agama sesuai dengan kepercayaan
masing-masing.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semangat
keagamaan merupakan pendorong bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan
berdaulat, karena itu nilai-nilai keagamaan dijunjung tinggi. Pendidikan agama
wajib diberikan dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi.
Tujuan
pendidikan dalam kerangka pendidikan nasional adalah untuk menumbuh kembangkan
nilai-nilai keagamaan dalam upaya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Konsep dasar pendidikan agama bertumpu pada sudut pandang bahwa Tuhan disamping
sebagai pencipta juga berperan sebagai pengatur, karena itu menumbuh kembangkan
peradaban Illahi merupakan tujuan kurikuler dalam pendidikan agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar